Tur Jalan Kaki di Da Nang

Menjelajahi Hutan Nam Ô: Menapaki hutan keramat, belajar tentang kepercayaan lokal terhadap hutan, mengamati alam, garis pantai, dan pembangunan di sekitarnya
Mengunjungi Balai Desa Nam Ô: Kenali asal-usul desa ini, tempat warga menyembah roh penjaga desa dan berkumpul saat festival kehidupan nelayan
Aktivitas Tradisional Langsung: Membuat saus ikan sendiri dan mengalami langsung kehidupan masyarakat Nam Ô dengan cara yang paling otentik
Obrolan tentang menjaga budaya lintas generasi: Bertemu dengan Bapak Bùi Thanh Phú dan Bapak Ngọc Vinh untuk mendengar cerita tentang Hương Làng Cổ dan Perkumpulan Saus Ikan Tradisional Nam Ô. Pelajari bagaimana tradisi diwariskan antar generasi dan disesuaikan dengan kehidupan modern
Sesi Refleksi Kreatif di Pantai Moss: Lewat menggambar dan berbagi cerita, kamu akan menangkap pengalaman dan pelajaran dari perjalanan ini.

71rB9hOW+mS._UF1000,1000_QL80_.jpg

569488908_1130339202520373_812976416926216757_n.jpg

571161313_1130339072520386_6019586555895515783_n.jpg

569792609_1130339205853706_2450410669902209024_n.jpg

Jalan-jalan budaya di Nam Ô, membuat saus ikan, mengunjungi desa & refleksi seni di Pantai Moss

Ky, a creative seed from The Soil Project, shared that her highlight was the nostalgic feeling evoked by the scents and atmosphere of Nam Ô—reminding her of her grandparents’ home. She loved the fish sauce scent lingering on her hands and couldn’t wait to eat food with fish sauce afterward! I’m thankful for her help with translation, which made our program inclusive and accessible to both Vietnamese and international friends.

“It was the first time I saw a foreigner scoop fish sauce—filled with meat and bones that hadn’t yet decomposed—into a filter funnel. It’s an experience many Vietnamese have never had, even after a lifetime of eating fish sauce. I felt both grateful and proud.
Grateful that Kasper tried it—because to those unfamiliar, the smell can be strong, even overwhelming. His action showed respect for our culture: no judgment, no complaint, only willingness to try.
And proud—because I felt I had introduced something deeply Vietnamese, meaningful to me, my ancestors, and our cuisine, to a friend from afar.”
— Lam said

Tuan, our media specialist and another fiery of The Soil Project, was moved by a moment when he saw villagers dragging a boat together—a symbol of cooperation and support that’s often absent in urban life. Growing up in the city, he noticed how rare it is to see community spirit, how modern life has distanced us from self-sufficiency, and even from simple acts of helping one another.

Kasper, observant and open-minded, challenged himself to explore the hidden sides of Vietnamese culture. He stepped beyond his comfort zone to share reflections, finding joy in ordinary family moments, and gratitude for his own roots in Denmark. I admired how he handled our strong fish sauce scent—some experiences can only be felt with the heart, not words.


Buat saus ikan bersama penduduk lokal secara manual

548891470_1100181778869449_7003718559859751302_n.jpg

550164717_1100182325536061_3223672246372402743_n.jpg

Jelajahi situs ritual bersama pemandu desa

571136175_1130339069187053_8266919586738875468_n.jpg

549766998_1100181585536135_6984428297910584061_n.jpg

549331088_1100181768869450_7224006007894087501_n.jpg

549097482_1100181582202802_6112279672927713673_n.jpg

549529175_1100182488869378_1465669966941679932_n.jpg

550287967_1100181618869465_5551541342018660688_n.jpg

549280003_1100181792202781_823492995847011851_n.jpg

549573500_1100181648869462_2560068856900044525_n.jpg

Tur Jalan Kaki

Pengalaman Kampung Nelayan Tersembunyi & Warisan Budaya Saus Ikan

Vietnam jadi gampang, dengan pesona kota tuanya, penjahit di setiap sudut, dan gang-gang kecil yang diterangi lampion.

Hoi An Hero Image.jpg

Hoi An

1. Visit a living 700-year-old fishing village, not a staged attraction
Just outside busy Đà Nẵng, you’ll step into Nam Ô – a real working village where people still live from the sea, surrounded by reefs, sacred forest and a coastline now changing with development. It’s a rare chance to see everyday life and history side by side, far from the usual tourist stops.

2. Learn Vietnam’s iconic fish sauce where it’s actually made
Instead of a museum display, you’ll explore fish sauce right at its source – in a traditional workshop recognized as National Intangible Cultural Heritage. You’ll join the process hands-on, understand how fresh fish becomes nước mắm, and finally “taste” the story behind one of Vietnam’s most important condiments.

3. Meet the people who carry Nam Ô’s culture into the future
You’ll meet Mr. Ngọc Vinh, head of the Nam Ô Traditional Fish Sauce Guild and a keeper of village stories, and Mr. Bùi Thanh Phú, a 4th-generation fish sauce maker who founded Hương Làng Cổ (“Fragrance of the Old Village”). They normally only speak Vietnamese – but here, with translation, you’ll be able to ask them about intergenerational tradition-keeping, climate change, and how they adapt their craft in modern times.

4. Discover sacred places tied to the sea – forest, temple and village well
From walking through the sacred Nam Ô Forest to visiting the communal house and village well, you’ll see how nature, beliefs, and fishing life are woven together. These are the places where villagers worship Cá Ông (the whale deity), hold festivals, and gather as a community – offering a deeper cultural layer.

5. Travel with a conscious coordinator who opens up deeper questions
Throughout the journey, a bilingual, conscious-travel facilitator will accompany you – translating, holding space for conversations with locals, and gently inviting you to reflect on coastal change, tourism, and sustainability. This is not just a “tour,” but a guided dialogue with place, people, and your own worldview.

6. End with a creative reflection circle by Moss Beach
Instead of rushing back to the city, you’ll sit by Moss Beach to draw, write, and share what the day has sparked in you. This simple creative circle helps turn what you’ve seen – the forest, the village, the stories of displacement and resilience – into something you can carry forward.

7. Your visit directly supports local livelihoods and pride
By joining this experience, you’re contributing directly to local households and community initiatives in Nam Ô. The goal is not only to bring visitors in, but to help villagers feel proud of their craft and culture so they have more reasons (and resources) to keep it alive.

Di desa nelayan, kepala desa mengajak kami menyusuri gang-gang sempit. Bau asin laut menempel di rambut kami, dan suara ombak yang menghantam pantai terasa seperti napas desa itu sendiri.

Di halaman rumahnya, gentong-gentong tanah liat berisi kecap ikan berdiri diam, membiarkan waktu bekerja. Butuh 12 bulan untuk membuat kecap ikan yang enak – tidak bisa diburu-buru. Gentong-gentong yang tenang itu terasa hidup, perlahan menyerap matahari, angin, dan banyak kesabaran. Begitu banyak tangan yang terlibat, begitu lama menunggu, berkali-kali membuka tutup untuk memeriksa lalu menutupnya lagi – semua demi menciptakan setetes rasa yang kaya, dalam, dan penuh cita rasa.

Itu mengingatkan saya pada manusia. Kalau kita hanya hidup buru-buru, kerja buru-buru, cinta pun buru-buru, kita seperti garam mentah yang belum sempat larut ke dalam apapun. Butuh waktu, kegelapan, dan penantian agar jati diri kita bisa matang. Desa nelayan ini mengingatkan saya bahwa tidak ada yang benar-benar mendalam jika belum pernah "diperam" oleh waktu dan keheningan.

Di desa nelayan, kepala desa mengajak kami menyusuri gang-gang sempit. Bau asin laut menempel di rambut kami, dan suara ombak yang menghantam pantai terasa seperti napas desa itu sendiri.

Di halaman rumahnya, gentong-gentong tanah liat berisi kecap ikan berdiri diam, membiarkan waktu bekerja. Butuh 12 bulan untuk membuat kecap ikan yang enak – tidak bisa diburu-buru. Gentong-gentong yang tenang itu terasa hidup, perlahan menyerap matahari, angin, dan banyak kesabaran. Begitu banyak tangan yang terlibat, begitu lama menunggu, berkali-kali membuka tutup untuk memeriksa lalu menutupnya lagi – semua demi menciptakan setetes rasa yang kaya, dalam, dan penuh cita rasa.

Itu mengingatkan saya pada manusia. Kalau kita hanya hidup buru-buru, kerja buru-buru, cinta pun buru-buru, kita seperti garam mentah yang belum sempat larut ke dalam apapun. Butuh waktu, kegelapan, dan penantian agar jati diri kita bisa matang. Desa nelayan ini mengingatkan saya bahwa tidak ada yang benar-benar mendalam jika belum pernah "diperam" oleh waktu dan keheningan.

Ini pertama kalinya saya melihat orang asing lain menyendok saus ikan dengan tangan — cairan hasil fermentasi yang masih penuh dengan daging dan tulang ikan yang belum sepenuhnya larut — ke dalam corong saringan. Bahkan banyak orang Vietnam sendiri, meskipun mereka tumbuh besar dengan saus ikan, belum tentu pernah melakukannya sendiri.

Sebagai peserta tur, melihat Kasper maju dan mencobanya, saya merasa kagum dan entah kenapa juga bangga padanya. Bagi yang belum terbiasa, bau saus ikan bisa sangat menyengat dan bikin mual, tapi dia sama sekali tidak mundur atau bercanda soal itu — dia benar-benar ingin merasakannya sendiri.

Rasanya seperti kami diajak masuk lebih dalam ke sesuatu yang sangat Vietnam — sesuatu yang bermakna bagi orang-orang di sini, bagi leluhur mereka, dan bagi jiwa kuliner negara ini.

Ini pertama kalinya saya melihat orang asing lain menyendok saus ikan dengan tangan — cairan hasil fermentasi yang masih penuh dengan daging dan tulang ikan yang belum sepenuhnya larut — ke dalam corong saringan. Bahkan banyak orang Vietnam sendiri, meskipun mereka tumbuh besar dengan saus ikan, belum tentu pernah melakukannya sendiri.

Sebagai peserta tur, melihat Kasper maju dan mencobanya, saya merasa kagum dan entah kenapa juga bangga padanya. Bagi yang belum terbiasa, bau saus ikan bisa sangat menyengat dan bikin mual, tapi dia sama sekali tidak mundur atau bercanda soal itu — dia benar-benar ingin merasakannya sendiri.

Rasanya seperti kami diajak masuk lebih dalam ke sesuatu yang sangat Vietnam — sesuatu yang bermakna bagi orang-orang di sini, bagi leluhur mereka, dan bagi jiwa kuliner negara ini.

Hal yang paling saya sukai dari pengalaman ini adalah rasa nostalgia yang dibawanya. Rasa dan suasana di Nam Ô sangat mengingatkan saya pada rumah kakek nenek saya dulu. Saya bahkan menikmati bau saus ikan yang masih menempel di tangan setelah membuatnya – rasanya begitu nyata dan menenangkan, sampai saya langsung ingin makan hidangan dengan saus ikan!

Hal yang paling saya sukai dari pengalaman ini adalah rasa nostalgia yang dibawanya. Rasa dan suasana di Nam Ô sangat mengingatkan saya pada rumah kakek nenek saya dulu. Saya bahkan menikmati bau saus ikan yang masih menempel di tangan setelah membuatnya – rasanya begitu nyata dan menenangkan, sampai saya langsung ingin makan hidangan dengan saus ikan!

Thien merancang perjalanan bersama warga lokal dan mendukung makanan, penginapan, dan layanan milik masyarakat — memastikan pariwisata membawa manfaat bagi orang dan lingkungan.

Quach Thanh Thien adalah pendiri inisiatif pariwisata regeneratifnya sejak tahun 2021. Tumbuh besar di Delta Mekong, Thien sejak kecil sudah melihat betapa tidak adilnya hidup — kenangan masa kecil tentang seorang teman yang hidup dalam kondisi sulit membekas kuat dan membentuk jalan hidupnya. Selama bertahun-tahun, ia bekerja dalam bidang pendidikan alternatif dan pembangunan komunitas, perlahan-lahan menyadari bahwa semuanya saling terhubung — dari pembelajaran dan ekonomi lokal hingga pariwisata. Karyanya mencerminkan pendekatan yang penuh pemikiran: mendukung bisnis kecil milik lokal, bekerja dekat dengan komunitas, dan memilih mitra yang memiliki nilai yang sama. Thien tidak melakukannya demi pamer — ia hanya ingin pariwisata benar-benar membawa manfaat bagi orang-orang dan tempat yang terlibat.

Xom Tour

584182974_25189339480685438_9009046004545044200_n.jpg

Quach Thanh Thien adalah pendiri inisiatif pariwisata regeneratifnya sejak tahun 2021. Tumbuh besar di Delta Mekong, Thien sejak kecil sudah melihat betapa tidak adilnya hidup — kenangan masa kecil tentang seorang teman yang hidup dalam kondisi sulit membekas kuat dan membentuk jalan hidupnya. Selama bertahun-tahun, ia bekerja dalam bidang pendidikan alternatif dan pembangunan komunitas, perlahan-lahan menyadari bahwa semuanya saling terhubung — dari pembelajaran dan ekonomi lokal hingga pariwisata. Karyanya mencerminkan pendekatan yang penuh pemikiran: mendukung bisnis kecil milik lokal, bekerja dekat dengan komunitas, dan memilih mitra yang memiliki nilai yang sama. Thien tidak melakukannya demi pamer — ia hanya ingin pariwisata benar-benar membawa manfaat bagi orang-orang dan tempat yang terlibat.