Kenalan sama host-nya
Feel Lombok
Dulu, waktu Gili masih jadi tempat singgah buat para pelancong yang cari surga, seorang anak lokal berusia 17 tahun bernama Dayat datang dari Lombok ke pulau ini. Awalnya, dia bertahan hidup dengan kerja serabutan di pantai, sampai suatu hari dia menolong turis yang kehilangan kartu ATM. Bukan aksi heroik, cuma sikap ramah yang akhirnya berbuah manis — si turis ngasih cukup uang untuk Dayat buka konter tur sendiri.
Lalu dia ketemu Hannah, cewek asal Inggris yang jago marketing. Bareng-bareng, mereka ubah konter kecil itu jadi bisnis beneran, yang akhirnya jadi nama besar di pulau. Tapi ini bukan dongeng semata — ini kisah perjuangan keras buat mewujudkan impian.
Kesuksesan nggak bikin mereka lupa. Dayat dan Hannah, yang sekarang jadi tim solid, merasa harus ngasih balik ke komunitas. Mereka bikin inisiatif "English Club", solusi nyata buat masalah lapangan kerja di Lombok. Kelas Bahasa Inggris gratis buat anak-anak lokal, dibiayai dari hasil usaha mereka. Sesimpel itu.
Dayat paham Bahasa Inggris itu kunci buat dapet kerja, dan Hannah yang orang Inggris bantu jalankan kelasnya. Uang yang mereka hasilkan nggak cuma buat diri sendiri — tapi juga untuk proyek nyata yang bantu masa depan anak muda lokal.
Para turis pun jadi bagian dari ini. English Club bukan sekadar ruang kelas — tapi tempat pertukaran budaya. Pengunjung bisa ngobrol sama warga lokal, anak-anak bisa latihan Bahasa Inggris di luar buku, dan semua orang dapat pengalaman baru.
Tapi lalu datang gempa bumi tahun 2018, yang bikin semua harus berhenti sejenak. Dayat dan Hannah pun beralih fokus, bantu bangun ulang komunitas pasca bencana.
Perusahaan ini bukan cuma bisnis sukses, tapi simbol ketangguhan. Dayat dan Hannah bukan pemimpi yang cuma ngayal — mereka pelaku yang ubah kebaikan kecil jadi bisnis jalan dan dukungan nyata buat komunitas. Cerita ini bukan soal mimpi, tapi soal kerja keras biarpun tanah di bawah kaki goyang.
Lihat semua pengalaman seru
